Makalah Alat Ukur Panjang Lengkap




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. .1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2
C. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
A. Pengukuran .................................................................................................................3
B. Satuan Panjang ...........................................................................................................3
C. Pengukuran Besaran Panjang .................................................................................... 4
BAB III PENUTUPAN ...................................................................................................8
A. Kesimpulan .................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................8


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai benda yang memiliki ukuran berbeda dan beranekaragam bentuknya.
Dalam hal ini tentunya dibutuhkan alat untuk mengukur suatu benda yang ingin diketahui. Untuk mengukur besaran yang bervariasi tersebut, diperlukan alat ukur yang bermacam-macam pula.

Adapun alat ukur yang paling sering kita ketahui adalah alat alat pengukur besaran panjang, yang diantaranya adalah mistar, roll meter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Alat ukur untuk mengukur panjang suatu benda haruslah sesuai .

Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.

 Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.

Untuk mengukur benda yang berukuran panjang, tinggi, atau lebar dapat menggunakan mistar atau roll meter.
Hasil pengukuran yang diperoleh pun mempunyai data yang lebih akurat. Namun, untuk benda yang mempunyai ukuran yang lebih kecil seperti mengukur diameter kelereng, cincin, pipa dapat digunakan alat ukur jangka sorong yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada mistar. Sedangkan untuk mengukur benda yang lebih kecil dan tipis seperti plat aluminium, diameter kawat, rambut, ketebalan kertas dapat digunakan alat ukur mikrometer sekrup yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan mistar dan jangka sorong.

Beradasarkan data, diketahui bahwa masyarakat luas mengetahui alat-alat untuk mengukur panjang suatu benda seperti mistar, roll meter, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Namun, tidak diketahui bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur tersebut secara rinci.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang berkaitan dengan makalah ini.
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2. Apa yang dimaksud satuan panjang?
3. Bagaimana prinsip kerja pengukuran panjang?

C. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran sesuai dengan rumusan masalah.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud satuan panjang.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja pengukuran panjang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran fisis yang dimiliki benda dengan nilai besaran ukurang yang sesuai (Mikrajuddin, 2016). Panjang merupakan besaran pokok dan memiliki alat ukur, dan satuan dalam panjang adalah meter.

B. Satuan Panjang
Pada tahun 1792, republik Prancis menetapkan sistim baru untuk berat dan ukuran. Dasarnya adalah meter, didefinisikan sebagai satu per 10 juta jarak dari kutub utara ke ekuator.

Untuk kepraktisan, standar bumi ini diabaikan dan meter didefinisikan menjadi jarak antara dua garis halus yang terdapat pada ujung batang platinum-iridium, disebut batang meter standar, yang tersimpan di The International Bureau of Wights and Measures di dekat Paris.

Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan meter standar, diantaranya :
1. Meter standar mudah rusak. Hal ini disebabkan batang platina iridium mudah terpengaruh oleh perubahan suhu. Apabila rusak batang ini sulit untuk dibuat ulang.

2. Ketelitian pengukuran tidak memadai lagi dengan kemajuan teknologi saat ini. Dengan adanya kelemahan tersebut dibutuhkan meter standar yang baru dengan menggunakan panjang gelombang cahaya.

Pada tahun 1960, dipakai standar baru untuk meter, berdasarkan panjang gelombang cahaya. Secara spesifik, standar untuk meter ini didefinisikan kembali sebagai 1 650 763,73 panjang gelombang cahaya oranye-merah yang diemisi oleh atom kripton-86 (isotop atau tipen khusus kripton) dalam tabung penambahan gas.

Tahun 1983, tuntutan akan ketelitian yang lebih tinggi mencapai pada suatu titik dimana standar kripton-86 tidak lagi dapat memenuhi tuntutan tersebut. Maka meter didefinisikan kembali sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada interval waktu tertentu. Dalam General Conference on Wieghts and Measures ke17, dituliskan:
“Meter adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya di dalam ruang vakum selama interval waktu 1/299 792 458 detik”. (halliday, 1997)

C. Pengukuran Besaran Panjang
Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Nilai ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur.
Yang paling teliti adalah mikrometer sekrup, kemudian diikuti jangka sorong, dan yang kurang teliti adalah mistar.

1. Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana. Ada dua jenis mistar yang sering digunakan, yaitu stik meter dan mistar metrik.
Stik meter memiliki panjang 1 meter dan memiliki skala desimeter, sentimeter, dan milimeter.

Mistar metrik memiliki panjang 30 sentimeter. Mistar memiliki skala pengukuran terkecil 1 milimeter, sesuai dengan jarak garis terkecil antara dua garis yang saling berdekatan. Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter, atau setengah dari skala terkecil.

Kita juga mendefinisikan besaran dengan nilai skala terkecil (NST). NST suatu alat ukur adalah jarak antara dua skala berdekatan pada alat ukur. Alat ukur dengan NST sangat kecil merupakan alat yang sangat presisi. Biasanya makin kecil NST alat ukur (makin presisi) maka makin mahal harga alat tesebut.
Alat dengan NST kecil juga merupakan alat yang sensitif. Makin kecil NST maka makin sensitif alat tersebut.

Cara mengukur dengan mistar atau meteran sangat sederhana. Adapun prinsip kerja mistar.
a. Tempelkan ujung mistar dengan ujung benda yang akan diukur panjangnya, dengan titik nol adalah ujung awal pada mistar.
b. Panjang benda ditunjukkan garis pada skala mistar yang tepat dengan ujung benda, skala tersebut mengungkapkan panjang benda yan diukur.

2. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur kedalaman lubang, diameter bola dan diameter tabung.
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Jangka sorong ada beberapa jenis, diantaranya:

a. Jangka sorong manual
Jangka sorong ini biasa ada di laboratorium. ketelitiannya adalah 0,1mm = 0,01 cm

b. Jangka sorong analog
Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.

c. Jangka sorong digital
Jangka sorong ini adalah yang paling canggih karena hasil pengukuran bisa dilihat di pembaca digital secara otomatis tanpa perlu menghitung terlebih dahulu. ketelitiannya adalah 0.01 mm = 0,001 cm.

Cara penggunaan jangka sorong berdasarkan fungsinya
a. Mengukur diameter luar suatu benda
1) Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
2) Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
3) Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.
4) Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

b. Mengukur diameter dalam suatu benda
1) Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
2) Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
3) Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
4) Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci.
5) Membaca dan mencatat hasil pengukuran

c. Mengukur kedalaman suatu benda/tabung
1) Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
2) Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
3) Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
4) Mengunci sekrup pengunci
5) Membaca dan mencatat hasil pengukuran

Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong
a. Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala nonius.
b. Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama.
c. Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan 1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50 mm. Setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya adalah jumlah keduanya.
d. Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

3. Mikrometer Sekrup
Hasil pengukuran panjang yang lebih teliti lagi diperoleh dengan menggunakan mikrometer.

Mikrometer sekrup dapat mengukur hingga ketelitian 0,01 mm. Namun, jangkauan panjang pengukuran yang dilakukan sangat terbatas. Hasil pengukuran dapat diperoleh dengan membaca dua skala yang ada pada batang mikrometer atau bisa juga dibaca dari jarum penunjuk atau angka digital pada display. (Abdullah, 2016)

Adapun prinsip kerja mikrometer sekrup:
a. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
b. Lakukan pengecekan, poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala nonius utama menunjuk arah nol.
c. Buka rahang mikrometer dengan memutar kekiri.
d. Letakkan benda diantara poros tetap dan poros geser.
e. Kunci kembali mikrometer sekrup agar skala tidak berubah
f. Baca dan lihat skala utama apakah menunjukkan satuan atau tengahan satuan
g. Baca skala nonius yang tepat segaris dengan skala utama
h. Hasil pengukurannya dengan cara menjumlahkan skala nonius dengan skala utama

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat ukur panjang ada 4 macam, diantaranya mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup dan mikroskop.

1. Mistar
Mistar adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian sampai 0,5 mm atau setengah dari skala terkecilnya. Satuan yang ada pada mistar diantaranya cm, mm, dan inchi. Adapun meteran digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar, misalnya karena ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus.

2. Jangka sorong
Jangka Sorong merupakan sebuah alat ukur yang mempunyai ketelian sampai 0,1 mm. Kegunaannya adalah untuk mengukur diameter bola, diameter tabung, dan kedalaman lubang.

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon. Mikrometer sekrup adalah alat ukur langsung yang memiliki ketelitian 0.01 mm.

DAFTAR PUSTAKA

Haliday, D dan Resnick, R. 1984. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakartaa: Erlangga.
Giancoli, C. 1998. Fisika Edisi Ketujuh Jilid Satu. Jakartaa: Erlangga.
Alonso, Marcello dan Edward J Finn. 1994. Dasar-Dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga.



Komentar